1. Islamisme Sering kali Menemui Tuhan dan Seringkali pula menemui Manusia.
2. Dalam Prinsip Islam di Kenal HabluminaAllah dan Habluminannas.
3. Dalam Kalimat Matematika khususnya Grafik Cartesian, Menemui Tuhan berarti garis Vertika atau Y.
4. Sedangkan Garis X adalah Garis Manusia.
5. Persamaan y= ax2 + bx + c adalah perumpamaan Ijtihad Ulama yang mempertemukan Antara Titik Tuhan dan Titik manusia.
6. Y adalah Nilai Kebaikan dari Allah Subahahuwata'alam
7. X adalah Sumber dari Qur'an.
8. a adalah Sunnah Nabi SAW.
9. b adalah Sunnah Sahabat Muadz.
10. c adalah Sunnah Ahli Ijtihad (Imam mahzab)
IJTIHAD MU’ADZ BIN JABAL KETIKA DIUTUS KE YAMAN
حدثنا هناد , حدثنا وكيع عن شعبة , عن أبي عون , عن الحارث بن عمرو ,عن رجال من أصحاب معاذ عن معاذ : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم بعث معاذا إلى اليمن فقال: كيف تقضي ؟ فقال: أقضي بما فى كتاب الله . قال: فإن لم يكن في كتاب الله؟ قال: فبسنة رسول الله , قال: فإن لم يكن في سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قال: أجتهد رأيي . قال: الحمد لله وفّق رسول رسول الله
Artinya
=====
"Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Syu’bah, dari Abi ‘Aun, dari al-Harits bin ‘Amr, dari perawi-perawi Hadits dari kalangan sahabat-sahabat Mu’adz dari Mu’adz bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’adz ke Yaman, maka beliau bertanya: "Bagaiamana engkau memutuskan suatu persoalan jika disodorkan kepadamu sebuah permasalahan hukum?".
Maka Muadz menjawab, "Saya akan memutuskan dengan apa yang ada di Kitab Allah". Nabi SAW bertanya lagi, "Jika engkau tidak menemukan di dalam Kitab Allah?". Muadz menjawab, "Dengan “Sunnah Rasulullah SAW". Nabi bertanya kembali, "Jika engkau tidak menemukan di dalam Sunnah?". Dia menjawab, "Saya akan melakukan ijtihad dengan pendapat saya". Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah SAW.”
{Kitab “Tuhfah al-Ahwadzi bi Syarhi Jami’ at-Tirmidzi”, karya al-Imam al-Hafizh Abi al-‘Ali Muhammad Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mabar Kafuri, India, jilid 4 halaman 556-557, Hadits nomor 1342]
Islam sesungguhnya terus menerus mendorong umatnya untuk selalu berpikir dan memikirkan yang ada di dalam diri dan di alam semesta ini. Pikiran ini rahmat dan anugerah Tuhan teragung yang diberikan kepada anak cucu Nabi Adam.
Berkali-kali Alquran menyebutkan: “Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”, (apakah kamu tidak menggunakan akalmu), “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun” (di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?). Pada ayat lain Allah menegaskan, “Apakah mereka tidak memikirkan atau merenungkan isi Alquran, atau hati mereka terkunci.”
Redaksi “Apakah tidak”, merupakan bentuk kritisisme Aquran yang sangat tajam. Ia sedang menyindir mereka yang tak mau berpikir, merenung, dan memperhatikan kehidupan. Seakan-akan Allah mengatakan, “Kalian kok tidak berpikir, kenapa? Ayo berpikir atau pikirkanlah”.
1 komentar:
Islam dan Negara, bisa gak ?
1. Soekarno dan M Natsir pernah berdiskusi hangat dalam satu forum.
2. Soekarno baru saja menjelaskan Apa itu Nasionalisme yang di ambil darii sebuah Buku Nasionalisme.
3. M Natsir dalam akhir diskusinya, mengatakan bahwa " Soekarno, Saya mendengar bahwa Anda mempunyai Buku tentang Nasionalisme ?" Bisa kah Saya Pinjam.
4. Keingingan M Natsir untuk mengetahui apa itu Nasionalisme adalah Bukti Bahwa Kaum Islamist pada saat Indonesia Baru merdeka sangat ingin mengetahui Infrastruktur Nasionalisme yang dipahami Dunia.
5. Dalam Perdebatan Keras yang lain pada tahun 1930, Soekarno dan H Agus Salim berdebat keras tentang Islam dan Negara. Dan sampai hari ini perdebatan itu tidak selesai ( Prof Salim Said).
6. Islam adalah Sebuah Entititas tersendiri yang berbeda dengan Definisi Negara pada saat ini.
7. Setelah Jatuhnya Khilafah, Islam harus diredifiniskan Ulang untuk bisa dijalankan dalam tataran suatu negara.
8. Berbegai Definisi yang di sematkan pada soal soal kehidupan menjadikan Islam di definisi ulang.
9. Definisi Ulang tersebut membuat banyak per-istilahan baru didalam internal Ummat Islam sendiri maupun Istilah yang akan di bawa pada hubungannya di external Ummat Islam.
10. Sudah satu abad Ummat Islam kehilangan Induk Semangnya, dan yang paling tidak menentu adalah Ummat Islam di Indonesia.
11. 90 persen dari 220 juta merupakan jumlah penduduk yang tidak sedikit.
12. Definisi tentang Islam itu sendiri menghasilakan begitu banyak Prespective.
13. Presepective itulah yang akan dipakai satu kelompok Ummat Islam untuk membentuk Jama'ah.
14. Sudah Satu Abad pulla sejak didirikannya Jama'ah pertama di Mesir yaitu Ikhwanul Muslimin eksis sampai kini di Dunia.
15. Baik yang menamakan dirinnya sendiri maupun yang memakainya sebagai pikiran.
16. Cepat cepat saya mau katakan bahwa butuh "Islamic Ethique' dalam rangka mendefinisikan Islam kembali agar alur berfikir ummat Islam selaras dan dapat menjalankan Ibadanya secara baik.
17. Islamic Ethique sangat lihai di mainkan oleh Erdogan, presiden dari Turki.
18. Beliau bisa bercakap cakap dengan dunia Eropa, China dan Internal Ummat Islam itu sendiri.
19. Islam kini butuh Persatuan dan Harus bisa Bercakap cakap dengan warga dunia lainnya.
20 Pergantian kepemimpinan Dunia bukan lah hal yang harus difikirkan sehingga kehilanggan Konteks mengurus Ummat.
21, Tapi Kelihaian berfikir adalah kunci utama agar ummat Islam bisa dilindungi dimanapun berada.
salam
Posting Komentar