Bertold Brecht
Penyair dan Dramawan Jerman.
1.Menulis Drama berdasarkan Absurb-itas.
2.Karena pada yang absurb terdapat suatu kondisi Semiotik.
3.Semiotik sudah Berangkat namun Belum tiba.
4.Mencegah Untuk Tiba.
5.Pada Kondisi semiotik Energy banyak terkumpul.
6.Banyak kreatifitas yang bisa di simulasikan.
7.Kreatifitas ini yang membuat seseorang dapat meng-abstraksikan Masa Depan.
8.Begitulah Undang Undang di buat, sebagai bentuk Abstraksi untuk memperbaiki masyarakat di masa depan.
Buta terburuk adalah Buta Politik.
Orang buta politik tak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah dan harga obat semuanya bergantung pada politik.Dia membanggakan sikap anti politiknya, membusungkan dada dan berkoar “Aku Benci Politik” Sungguh Bodoh dia, yang tak mengetahui bahwa karena dia tidak mau tau mengetahui Politik akibatnya pelacuran, anak terlantar, perampokan, dan yang terburuk adalah Korupsi dan perusahaan Multi Nasional menguras Kekayaan Negeri.
Syair dan Drama yang dibawakan Bertold Brecht ditujukan untuk "memerah otak" sehingga kreativitas abstraksi fikiran dapat disimulasikan dalam membuat Undang Undang Negara.
1.Jerman adalah Salah Satu Negara yang cukup Stabil Parlemennya diDunia.
2.Aturan Undang undang di buat Parlemen ditujukan untuk seluruh Kepentingan Rakyat German.
3.Pertikaian antara German Timur dan German barat akhirnya dapat di akhiri pada akhir abad 20.
4.Parlemen di atur dengan baik dan di biayai negara, setiap anggota Parlemen tunduk dan patuh terhadap Undang Undang negara.
5.Mereka di gaji dan “bertengkar Pikiran “ di dalam parlemen.
6.Pertengkaran Pikiran itulah yang menghasilkan Undang undang yang dipakai oleh German terus menerus hingga saat ini.
7.Salah satu yang membuat Per- Undang undangan Politik German begitu baik adalah karena Anggota Parlemen kerap kali di ajak untuk Berfikir secara “Absurb”.
8.Tokoh Penyair dan Dramawan tersebut adalah “Bertold Brech”
9.Berfikir secara Absurb adalah berfikir secara “Semiotik”
10.Semiotik adalah “Sudah Berangkat namun tidak untuk tiba”.
11.Banyak energy yang terkumpul pada kondisi Semiotik,
12.Banyak pula “Konteks” yang dikumpulkan di sana.
13.Konteks inilah yang di simulasikan menjadi Peluang untuk dijadikan Undang Undang.
Lalu, Siapakan Seniman yang digemari oleh Wakil wakil rakyat di Parlemen Indonesia ?
0 komentar:
Posting Komentar