Penyusunan Tesis, Antitesis dan Sintesis
bagaimana memahami konsep perubahan sosial.
Tokoh Filsafat Dialektika adalah Georg Wilhelm
Friedrich Hegel dari Jerman.
Dialektika dapat dipahami sebagai “The theory of the
union of opposites” (persatuan teori tentang hal-hal yang bertentangan).
Dialektika menurut hegel merupakan dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan.
Tiga unsur/konsep dialektika Hegel yaitu tesis, antitesis dan
sintesis.
Tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran), dan sintesis (kesatuan kontradiksi)
Dialektika berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, reflektif, terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptualHegel menyatakan bahwa tidak ada satu kebenaran yang absolut karena berlaku hukum dialektik, yang absolut hanyalah semangat revolusionernya (perubahahan/ pertentangan atas tesis oleh antitesis menjadi sintesis).
Dialektika berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, reflektif, terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptualHegel menyatakan bahwa tidak ada satu kebenaran yang absolut karena berlaku hukum dialektik, yang absolut hanyalah semangat revolusionernya (perubahahan/ pertentangan atas tesis oleh antitesis menjadi sintesis).
§Tesis merupakan kesimpulan atas sebuah hasil riset ilmiah yang
didasari atas bukti-bukti dan pemikiran logis
§Antithesis adalah hasil sebuah
riset ilmiah yang menggambarkan keterbalikan
atau sangkalan atas tesis yang
ada sebelumnya dengan maksud meluruhkan tesis itu.
§Sintesis merupakan jawaban atau
kesimpulan atas pertentangan yang dibuat antara tesis dan antitesis sehingga
menjadi satu hal utuh yang merupakan hasil ilmiah yang baru.
Metode
dialetika Hegel terdiri dari tiga tahap:
•Pertama adalah tesis, yakni membangun suatu peryataan tertentu.
•Kedua adalah antitesis, yakni suatu peryataan argumentatif yang menolak tesis.
•Dan yang ketiga adalah sintesis, yakni upaya untuk mendamaikan tegangan antara tesis dan antitesis.
•Pertama adalah tesis, yakni membangun suatu peryataan tertentu.
•Kedua adalah antitesis, yakni suatu peryataan argumentatif yang menolak tesis.
•Dan yang ketiga adalah sintesis, yakni upaya untuk mendamaikan tegangan antara tesis dan antitesis.
Kerangka Dialektika
: Negara dan masyarakat sipil
Tesis : keluarga (keluarga merupakan tahap pertama adanya kehendak objektif. Terjadi karena cinta berhasil mempersatukan kehendak. Konsekuensinya, barang/harta benda milik masing-masing menjadi milik bersama).
Antitesis : masyarakat sipil (ketika individu-individu/anak-anak dlm keluarga tumbuh dewasa, mereka mulai meninggalkan keluarga dan masuk pada kelompok individu-individu yang lebih luas (civil
society) dan mengejar tujuan hidup masing-masing.
Sintesis : negara sebagai institusi tertinggi mempersatukan keluarga yang bersifat objektif dan masyarakat sipil yang bersifat subjektif.
1.Tesis : “diyakini bumi itu bulat
dan merupakan pusat tata surya”. Antitesis : “matahari merupakan
pusat tata surya, bukan bumi”. Dan menghasilkan Sintesis : “bumi itu bulat dan
bukan pusat tata surya, melainkan pusat tata surya adalah matahari”●
2.Tesis : “Setiap memukul anak,
melanggar HAM”. Antitesis : “Tapi memukul tanpa emosi, tanpa bekas, tidak melanggar
HAM”. Sintesis : “Tidak semua jenis memukul dapat melanggar HAM”.
Sebuah sintesis
adalah
merupakan tesis baru,
bila nantinya ada yang membantahnya lagi dengan sintesis
ilmiahnya.
1 komentar:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSd3vmUdOGjs0o6PiUNKAVGEh9N3STcSYyTvfnzo_HndSjS4Bg/viewform?usp=header
Posting Komentar